ISLAM KAFE VS ISLAM KAFAH: EKSPRESI MEMAKNAI ISLAM DALAM RUANG PUBLIK DI KALANGAN MILENIAL SUMENEP
Abstract
Tulisan ini berupaya mendeskripsikan pemaknaan terhadap Islam oleh kalangan milenial di ruang publik, dengan memfokuskan pada tiga hal, yaitu bagaimana munculnya, respons dan resiliensi oleh kalangan milenial tersebut dalam mengekspresikan keberislamannya di ranah kafe dan masjid. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, data diperoleh berdasarkan observasi, wawancara kepada pengelola dan jamaah serta dokumen terkait dan dianalisis secara kritis-deskriptif maka penelitian ini menemukan beberapa hal penting bahwa ekspresi Islam di kafe lahir karena persoalan kapitalisme ekonomi yang market-oriented dan tidak mengedukasi untuk kemaslahatan umat yang lebih luas sehingga pengelola berusaha menghimpun modal melalui investasi dari kalangan alumni pesantren sebagai modalitas ekonomi dan sosial sekaligus dengan menawarkan menu sorogan kitab, selawatan, dan kegiatan ilmiah sebagai priority marketing untuk menjaring konsumen. Strategi ini juga menjadi resilensinya dalam menguatkan profile compony dari kafe ini. Sementara ekspresi Islam di masjid atas tujuan menghidupkan rumah Tuhan, takmir mendatangkan para ustaz Nasional seperti UAS, Sugik Nur dan Hanan Attaki untuk menjaring jamaah sekaligus agar memperkenalkan Islam lebih radikal untuk masyarakat kota. Kajian-kajian Islam yang lebih berorientasi pada akidah dan ubudiah menjadi rutinitas selepas magrib dan subuh belum lagi program sajadah fajar untuk membina masjid-masjid di sekitarnya.